Oleh: Mashud Azikin
Ketua DPD Persatuan Olahraga Penapasan Indonesia (PORPI) Sulawesi Selatan
USIA lanjut bukanlah halangan untuk tetap aktif dan sehat. Justru pada fase ini, menjaga kebugaran tubuh menjadi kunci utama untuk mempertahankan kualitas hidup. Salah satu aktivitas fisik yang terbukti bermanfaat dan aman bagi lansia serta pralansia (usia 45–59 tahun) adalah senam pernapasan.
Senam pernapasan bukan sekadar mengatur napas. Aktivitas ini menggabungkan gerakan ringan dengan teknik pernapasan dalam yang teratur, bertujuan untuk memperkuat fungsi paru-paru, menenangkan pikiran, dan menjaga sistem peredaran darah tetap optimal.
Membantu Paru-Paru Bekerja Lebih Baik
Seiring bertambahnya usia, kapasitas paru-paru mengalami penurunan. Gerakan dalam senam pernapasan melatih otot-otot diafragma dan dinding dada untuk bekerja lebih efektif. Tarikan napas dalam dan perlahan mampu meningkatkan volume oksigen yang masuk ke tubuh, sehingga metabolisme sel menjadi lebih efisien.
Bagi lansia yang memiliki riwayat penyakit pernapasan ringan hingga sedang, latihan ini dapat membantu memperbaiki pola napas dan mencegah sesak.
Menenangkan Sistem Saraf
Teknik pernapasan yang dalam dan terkontrol diketahui merangsang sistem saraf parasimpatis, yaitu bagian dari sistem saraf otonom yang bertanggung jawab atas relaksasi tubuh. Efeknya, detak jantung menjadi lebih stabil, tekanan darah turun secara alami, dan tubuh terasa lebih tenang.
Kondisi ini sangat bermanfaat bagi lansia yang kerap mengalami gangguan tidur, mudah cemas, atau merasa lelah berkepanjangan.
Menurunkan Risiko Jatuh
Salah satu risiko terbesar bagi lansia adalah jatuh, yang sering berujung pada cedera serius. Latihan senam pernapasan, meskipun tampak sederhana, juga melibatkan koordinasi tubuh dan keseimbangan. Gerakan yang terstruktur dan perlahan melatih otot inti (core) serta meningkatkan kesadaran tubuh terhadap posisi dan pergerakan.
Meningkatkan Imunitas dan Energi
Oksigen yang masuk melalui napas dalam memperkuat sistem imun. Ditambah dengan peredaran darah yang lancar, tubuh menjadi lebih siap menghadapi infeksi atau peradangan. Lansia yang rutin mengikuti senam pernapasan sering melaporkan tubuh terasa lebih segar, ringan, dan mudah bergerak.
Aman dan Dapat Dilakukan di Mana Saja
Salah satu keunggulan utama dari senam pernapasan adalah sifatnya yang fleksibel. Tidak membutuhkan alat khusus dan bisa dilakukan secara individu di rumah maupun bersama kelompok lansia di posyandu, puskesmas, atau pusat aktivitas warga. Meski begitu, pendampingan oleh instruktur atau petugas kesehatan sangat disarankan, terutama bagi lansia dengan kondisi medis tertentu.
Latihan Rutin, Hasil Optimal
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, senam pernapasan sebaiknya dilakukan secara rutin, minimal 2–3 kali dalam seminggu. Durasi latihan bisa dimulai dari 15 menit dan ditingkatkan bertahap sesuai kemampuan. Konsistensi lebih penting daripada intensitas tinggi.
Menyambut Hari dengan Napas Segar
Senam pernapasan bukan hanya olahraga, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap tubuh. Melalui gerakan dan napas yang teratur, lansia dan pralansia diajak untuk lebih mengenal tubuhnya sendiri, memperlambat proses penuaan, dan meningkatkan semangat hidup.
Mungkin benar bahwa usia tak bisa ditunda, tetapi dengan pola hidup aktif dan sehat, setiap hari bisa dijalani dengan lebih bugar dan bermakna.